Misi saya menciptakan blogger ini :

Misi saya menciptakan blogger ini :
1. Menjadikan Blogger Sambas sebagai wadah inspirasi anak Bangsa yang peduli dengan kampung halamannya. 2. Menjadi jembatan menuju kemajuan anak-anak Bangsa yang tertinggal. 3. Mempromosikan Potensi Daerah yang belum dikenal secara umum. 4. Menjadi Mitra Kerja Yang Professional.

Pemangkat

Rabu, 05 Mei 2010

Petaka Pesta Perpisahan

Kamis, 06 Mei 2010 , 10:06:00
Petaka Pesta Perpisahan
182 Keracunan Makanan, Seorang Pelajar Tewas

KERACUNAN: Siswa SMP Filadelfia dirawat di RSUD Pemangkat, kemarin (5/5). Ratusan pelajar ini keracunan setelah menyantap nasi kotak acara perpisahan pada Senin (3/5) sore.Hendy/Pontianak Post

PEMANGKAT—Ratusan siswa SMP Filadelfia Pemangkat keracunan. Puluhan diantaranya menjalani rawat inap, seorang meninggal dunia. Mereka diduga keracunan setelah mengonsumsi makanan pada perpisahan siswa kelas sembilan pada Senin (3/5) sore. RSUD Pemangkat sejak Rabu (5/5) pagi hingga tadi malam penuh sesak. Tidak hanya siswa yang keracunan. Ada diantara anggota keluarga juga mengalami nasib serupa. Mereka menikmati nasi kotak yang dibawa siswa pulang ke rumah. Data rumah sakit tercatat 182 pasien keracunan. 40 orang diataranya harus menjalani rawat inap, satu meninggal dunia dan dua dirujuk ke Singkawang. “Hanya sebagian yang dirawat inap, sisanya menjalani rawat jalan. Tergantung kondisi fisiknya,” kata Humas RSUD Pemangkat, Beny Nugraha.

Pantauan Pontianak Post, ruang IGD tidak tertampung lagi. Tiga ruangan dipadati pasien. Sebagian harus melantai, pihak rumah sakit menyediakan karpet khusus. “Bahkan ruang kerja pun kita fungsikan untuk menampung pasien sementara,” ucap Beny.Guru SMP Filadelfia Pemangkat, Yoni mengatakan, Senin ((3/5) siang sekolah ini mengadakan perpisahan dengan siswa kelas sembilan. Nasi dibagikan sekitar pukul 16.00. Ada yang makan di sekolah, sebagian siswa mengonsumsinya di rumah bersama keluarga. Tidak ada yang mengalami reaksi langsung saat itu. Baru sehari kemudian, Selasa (4/5), satu siswa dipulangkan lebih awal karena muntah dan kondisi kesehatannya menurun. “Cornelia namanya. Dia meninggal tadi pagi. Awalnya tidak curiga, karena hanya dia yang muntah, siswa lainnya sehat,” tutur Yoni.

Cornelia meninggal dunia pada Rabu (5/5) pukul 07.00 WIB. Sebelumnya, dari Selasa siang, anak pasangan Asu dan Akian yang beralamat di Sebangkau ini muntah-muntah. Rabu pagi, nyawanya tidak tertolong, meninggal dunia sesaat sebelum berangkat ke sekolah. Siswa yang juga mengalami keracunan, San san mengeluhkan kepalanya pusing. Kondisi ini baru dirasakannya, dua hari setelah menyantap makanan perpisahan. “Baru tadi di sekolah saya pusing dan mual. Teman lainnya juga sama, banyak yang muntah,” ujarnya.Pemilik catering tempat SMP Filadelfia memasan makanan, Murtani langsung diperiksa polisi. Dia mengaku tidak mengetahui apa penyebab keracunan tersebut. Pengolahan makanan sama seperti satu minggu sebelumnya, saat SMA Filadelfia perpisahan. “Satu minggu sebelumnya, SMA juga pesan makan dengan saya. Pengolahan dan bumbunya sama,” katanya dijumpai di Polsek Pemangkat.

Diterangkan Murtani, menu makanan perpisahan itu nasi putih, ayam kecap, telur rebus, sambal kentang dan mie goreng. Dia justru curiga kemasan pembungkus makanan tersebut sebagai pemicu keracunan. “Bungkusnya dari busa putih. Memang agak aneh, mudah pecah. Beda waktu saya beli untuk bungkus perpisahan SMA,” tuturnya. Kapolsek Pemangkat, IPDA Cucu Safiyudin menegaskan, pihaknya belum memastikan penyebab keracunan. Berbagai barang bukti yang masih tersisa dikumpulkan. Polisi bahkan mendatangi rumah siswa untuk mencari sisa makanan. “Sisa makanan, muntahan siswa, peralatan masak dan kemasan nasi disita untuk diteliti. Kita serahkan ke BPOM Pontianak. Tunggu hasil laboratorium baru kita tentukan,” tuturnya. “Sampai sekarang belum ada yang ditetapkan tersangka. Statusnya masih saksi,” timpal Cucu.Tidak hanya menunggu pasien datang ke RS. Polisi berkoordinasi dengan sekolah mendata semua siswa dan mendatanginya ke rumah untuk memastikan kondisi kesehatannya. “Kami sudah minta sekolah mendatangi rumah siswa. Jangan kecolongan,” kata Cucu.

Bupati Tetapkan KLB
Bupati Sambas Burhanuddin A Rasyid dan Wakil Bupati Juliarti Djuhardi Alwi langsung mendatangi RSUD Pemangkat. Keduanya berkeliling melihat kondisi pasien. Burhanudin dan Juliarti menyempatkan diri ke kamar mayat, melihat jenazah Cornelia.Usai berkeliling, Burhanuddin menyatakan keracunan ini berstatus kejadian luar biasa. Dia meminta pihak rumah sakit serius menangani pasien. “Ini peristiwa besar, kami tetapkan status KLB,” tegasnya.Burhanuddin menjamin akan membantu pasien keracunan. Namun tidak memastikan berapa besarnya. Ada sharing biaya pengobatan dan perawatan. “Kalau KLB konsekuensinya pemkab membantu. Tapi besarnya belum kita tentukan, apakah kita tanggung obat atau perawatannya,” katanya.Juliarti menambahkan, semua pihak diminta tidak gegabah menyimpulkan penyebab keracunan ini. Dia mengimbau menunggu hasil laboratirum dan proses hukum kepolisian. “Ini memang gejala keracunan, tapi belum dapat disimpulkan penyebabnya. Yang pasti ada gangguan pencernaan pada pasien,” tuturnya.

Kirim Sampel Darah
Kepala Seksi Farmasi, Makanan dan Perbekalan Kesehatan Dinas Kesehatan Sambas Yusuf Han mengatakan telah mengambil sampel darah penderita keracunan. Ia mengemukakan sebelum mengambil sampel telah berkoordinasi dengan Polisi Sektor Pemangkat.“Kami mengirimkan sampel darah pasien dalam keadaan kritis dan yang sehat. Selain itu, mengirimkan wadah bekas tempat masakan katering,” ungkapnya.Menurutnya, wadah bekas tempat masakan hanya menyisakan sedikit makanan. Dikatakannya, dikhawatirkan hasil pemeriksaan di Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Pontianak. “Namun tetap kami kirimkan. Kemungkinan besar wadah itu tercampur dengan zat-zat yang membahayakan kesehatan,” jelas Yusuf.Lulusan magister kesehatan masyarakat UGM ini mengemukakan sampel muntahan pasien tidak diambil. Dikarenakan, tenggang waktu warga yang mengkonsumsi makanan sudah dua hari. “Sebab siswa dan guru yang makan makanan itu Senin (3/5) sore. Dalam dua hari makanan yang dikonsumsi sudah tercampur dengan zat-zat lain,” paparnya.

Yusuf mengungkapkan untuk kepastian zat-zat apa ditubuh manusia dari bahan makanan yang dikonsumsi diambil sampel darah. Dinas Kesehatan Sambas, sebutnya, mengambil sampel enam orang.“Satu orang tidak sakit tetapi mengkonsumsi makanan yang sama. Sedangkan lima orang yang sakit parah mengkonsumi makanan tersebut. Kepastian hasil apakah makanan yang dikonsumsi beracun atau tidak, kami masih menunggu hasil pemeriksaan BBPOM Pontianak,” kata Yusuf. (hen/riq)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar